A. Konsep Dasar Model-Model
Pembelajaran
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992).
Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada
desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga
tujuan pembelajaran tercapai.
Soekamto,
dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah:
“Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.” Hal ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan
kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.
Joyce
& Weil (1992) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk mernbentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efesien untuk mencapai tujuan pendidikan.
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
·
Berdasarkan teori pendidikan dan
teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh, model penelitian
kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model
ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
·
Mempunyai misi atau tujuan
pendidikan tertentu. Misalnya model berfikir induktif dirancang untuk
mengembangkan proses berfikir induktif.
·
Dapat dijadikan pedoman untuk
perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas. Misalnya model Synectic dirancang
untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
·
Memiliki bagian-bagian model
dalam pelaksanaan, yaitu: (1) urutan langkah-langkah pembelajaran(syntax), (2) adanya prinsip-prinsip
reaksi, (3) sistem sosial, dan (4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut
merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
·
Memiliki dampak sebagai akibat
terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (1) dampak pembelajaran,
yaitu hasil belajar yang dapat diukur dan (2) dampak pengiring, yaitu hasil
belajar jangka panjang.
·
Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedomaan
model pembelajaran yang dipilihnya
Para
ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori
psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain
(Joyce & Weil, 1992), Lebih lanjut Joyce & Weil mempelajari model-model
pembelajaran berdasarkan teori belajar yang dikelompokkan menjadi empat model
pembelajaran; 1. model interaksi sosial, 2. model pemrosesan informasi, 3.
model personal (personal models), dan 4. model modifikasi tingkah laku
(behavioral)
B. Model Interaksi Sosial
Model
interaksi sosial menekankan pada hubungan personal dan sosial kemasyarakatan
diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan kemampuan
peserta didik. untuk berhubungandengan orang lain, terlibat dalam proses-proses
yang demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. Model ini
didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model interaksi sosial
menitikberatkan pada hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat
(learning to life to gether).
Teori
pembelajaran Gestalt dirintis oleh Max Wertheimer (1912) bersama dengan Kurt
Koffka dan W. Kohler. Mereka mengadakan eksperimen mengenai pengamatan visual
dengan fenomena fisik. Percobaannya yang dilakukan memproyeksikan titik-titik
cahaya (keseluruhan lebih penting dari pada bagian). Pokok pandangan Gestalt
adalah objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan
yang terorganisasikan. Makna suatu objek/peristiwa adalah terletak pada
keseluruhan bentuk (Gestalt) dan bukan bagian-bagiannya. Pembelajaran akan
lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh bukan bagian-bagian.
Aplikasi
teori Gestalt dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
·
Pengalaman insight. Dalam proses
pembelajaran peserta didik hendaknya memiliki kemampuan insight yaitu kemampuan
mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek. Guru hendaknya
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dengan insight.
·
Pembelajaran yang bermakna.
Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait dalam suatu objek akan menunjang
pembentukan pemahaman dalam proses pembelajaran. Content yang dipelajari
peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi
kehidupannya di masa yang akan datang.
·
Perilaku bertujuan. Perilaku
terarah pada suatu tujuan. Perilaku di samping ada kaitan dengan SR-bond, juga
terkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran terjadi karena
peserta didik memiliki harapan tertentu. Oleh sebab itu, pembelajaran akan
berhasil bila peserta didik mengetahui tujuan yang akan dicapai.
·
Prinsip ruang hidup (Life space).
Prinsip ini dikembangkan oleh Kurt Lewin (teori medan field theory). Prinsip
ini menyatakan bahwa perilaku peserta didik terkait dengan lingkungan/medan
tempat ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya memiliki kaitan dengan
situasi lingkungan tempat peserta didik berada (CTL).
Model interaksi sosial ini mencakup strategi
pembelajaran sebagai berikut.
·
Kerja Kelompok bertujuan
mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan
cara mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery skill dalam bidang
akademik.
·
Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan
pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa tanggungjawab baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap kelompok.
·
Pemecahan masalah sosial atau
Inquiry Social bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.
·
Model laboratorium bertujuan
untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan keluwesan dalam kelompok.
·
Bermain peran bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik menemukan nilai-nilai sosial dan
pribadi melalui situasi tiruan.
·
Simulasi sosial bertujuan untuk
membantu peserta didik mengalami berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi
mereka.
C. Model Pemrosesan Informasi
Model
pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan
informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses
informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk
pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual.
Teori
pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya
adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran
terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan
output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi
antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi
eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya akan
menghasilkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan
informasi yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari:
(1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, (3) strategi kognitif, (4)
sikap, dan (5) kecakapan motorik.
Robert
M. Gagne mengemukakan ada delapan fase proses pembelajaran. Kedelapan fase itu
sebagai berikut.
·
Motivasi yaitu fase awal memulai
pembelajaran dengan adanya dorongan untuk melakukan suatu tindakan dalam
mencapai tujuan tententu (motivasi intrinsik dan ekstrinsik).
·
Pemahaman yaitu individu menerima
dan memahami Informasi yang diperoleh dari pembelajaran. Pemahaman didapat
melalui perhatian.
·
Pemerolehan yaitu individu
memberikan makna/mempersepsi segala Informasi yang sampai pada dirinya sehingga
terjadi proses penyimpanan dalam memori peserta didik.
·
Penahanan yaitu menahan
informasi/hasil belajar agar dapat digunakan untuk jangka panjang. Hal ini
merupakan proses mengingat jangka panjang.
·
Ingatan kembali yaitu
mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan, bila ada rangsangan
·
Generalisasi yaitu menggunakan
hasil pembelajaran untuk keperluan tertentu.
·
Perlakuan yaitu perwujudan perubahan perilaku
individu sebagai hasil pembelajaran
·
Umpan balik yaitu individu
memperoleh feedback dari perilaku yang telah dilakukannya.
Ada
sembilan langkah yang harus diperhatikan guru di kelas dalam kaitannya dengan
pembelajaran pemrosesan informasi.
·
Melakukan tindakan untuk menarik
perhatian peserta didik
·
Memberikan informasi mengenai
tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas
·
Merangsang peserta didik untuk
memulai aktivitas pembelajaran
·
Menyampaikan isi pembelajaran
sesuai dengan topik yang telah dirancang
·
Memberikan bimbingan bagi
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
·
Memberikan penguatan pada
perilaku pembelajaran
·
Memberikan feedback terhadap
perilaku yang ditunjukkan peserta didik
·
Melaksanakan penilaian proses dan
hasil
·
Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya
Model
Proses Informasi meliputi beberapa pendekatan/strategi pembelajaran di antaranya
sebagai berikut.
·
Mengajar induktif, yaitu untuk
mengembangkan kemampuan berfikir dan membentuk teori
·
Latihan inquiry, yaitu untuk
mencari dan menemukan informasi yang memang diperlukan
·
Inquiry keilmuan, yaitu bertujuan
untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, diharapkan dapat
memperoleh pengalaman dalam domain-domain disiplin ilmu lainnya.
·
Pembentukan konsep, yaitu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir individu mengembangkan konsep
dan kemampuan analisis.
·
Model pengembangan, bertujuan
untuk mengembangkan intelegensi umum, terutama berfikir logis, aspek sosial dan
moral.
·
Advanced Organizer Model yang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efesien untuk
menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna
Implikasi
teori belajar kognitif (Piaget) dalam pembelajaran diantaranya seperti di bawah
ini.
1.
Bahasa dan cara berfikir anak
berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru hendaknya menggunakan bahasa
yang sesuai dengan cara berfikir anak. Anak akan dapat belajar dengan baik
apabila ia mampu menghadapi lingkungan dengan baik.
2.
Guru harus dapat membantu anak
agar dapat berinteraksi dengan lingkungan belajar sebaik mungkin (fasilitator,
ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani).
3.
Bahan yang harus dipelajari
hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing dan berilah peluang kepada anak
untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.
4.
Di kelas, berikan kesempatan pada
anak untuk dapat bersosialisi dan berdiskusi sebanyak mungkin.
D. Model Personal (Personal Models)
Model
personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini
meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan
dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis
untuk membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan
lingungannya.
Model
ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada pengembangan
individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam mengembangkan
hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi
peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi
secara efektif. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C.
Buhler dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan
kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar
mengembangkan dirin baik emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul
sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik
seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik
terhadap perasaanya. Implikasi teori ini dalam pendidikan adalah sebagai
berikut.
1.
Bertingkah laku dan belajar adalah
hasil pengamatan.
2.
Tingkahlaku yang ada dapat
dilaksanakan sekarang (learning to do).
3.
Semua individu memiliki dorongan
dasar terhadap aktualisasi diri.
4.
Sebagian besar tingkahlaku
individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri.
5.
Mengajar adalah bukan hal
penting, tapi belajar bagi peserta didik adalah sangat penting.
6.
Mengajar adalah membantu individu
untuk mengembangkan
suatu hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya
sebagai pribadi yang cakap.
Model
pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran sebagai berikut:
1.
Pembelajaran non-direktif, yaitu
bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkemban pribadi (kesadaran diri,
pemahaman, dan konsep diri).
2.
Latihan kesadaran, yaitu
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau kepada peserta didik.
3.
Sinetik, yaitu untuk
mengembangkan kreativitas pribadi dan memecahkan masalah secara kreatif
4.
Sistem konseptual, yaitu untuk
meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
E. Model Modifikasi Tingkah Laku
(Behavioral)
Model
behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik
sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori
stimulus-respon. Model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan
dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu.
Model
ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan
membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan
perilaku psikologis dan perlilaku yang tidak dapat diamanti karakteristik model
ini adalah penjabaran tugas¬-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih
efisien dan berurutan.
Ada empat fase dalam model
modifikasi tingkah laku ini, yaitu:
1. fase mesin pengajaran.
2. penggunaan media.
3. pengajaran berprogram (linier dan branching)
4. operant conditioning, dan operant reinforcement.
1. fase mesin pengajaran.
2. penggunaan media.
3. pengajaran berprogram (linier dan branching)
4. operant conditioning, dan operant reinforcement.
Implementasi
dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian
pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar
peserta didik. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah
dengan reward, sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran
individual dalam pembelajaran klasikal.
F. KESIMPULAN
1.
Model pembelajaran adalah:
“Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar
2.
Model pemrosesan informasi
ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi. Model ini
lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
3.
Model personal menekankan pada
pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini juga meliputi pengembangan
proses individu pembangunan dan pengorganisasian dirinya sendiri. Model ini
memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu peserta
didik membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan lingungannya.
4.
Model interaksi sosial menekankan
pada hubungan personal dan sosial kemasyarakatan di antara peserta didik.
Fokusnya pada peningkatan kemampuan peserta didik. untuk berhubungandengan
orang lain, terlibat dalam proses-proses yang demokratis dan bekerja secara
produktif dalam masyarakat.
5.
Model behavioral menekankan pada
perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga konsisten dengan
konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon, model behaviorial
menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil,
berurutan, dan mengandung perilaku tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar